1.
TUJUAN
a. Mempelajari
bentuk dan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
b. Mempelajari
perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
2.
DASAR TEORI
Sel
adalah bagian terkecil dari makluk hidup. Berdasarkan jumlah sel penyusun
tubuh, terdapat makluk hidup bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak
(multiseluler). Teori sel dirintis oleh
Robert Hock yang melihat sayatan-sayatan gabus dibawah mikroskop dengan
berkembangnya ilmu, maka berkembang pula cyto logi (Sumarjito, 2007).
Penelitian pengamatan sel pertama kali dilakukan oleh
Robert Howke pada tahun 1665. Ia mengamati penampang melintang sayatan tipis
gabus dan hasil yang ia dapati adalah terlihat ruangan-ruangan tersebut dan ia
beri nama sel
(cellula = kamar ), kemudian 2 ahli biologi asal Jerman, Mathias J. Scheilden
dan Theodor Schwan pada tahun 1838 membuktikan bahwa sel hidup bukan hanya
sekedar kamar kosong, tetapi juga berisi cairan sitoplasma sebagai tempat
segala aktifitas dasar mahkluk hidup (makhluk hidup memiliki sel).
Berdasarkan
teori tersebut, maka sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil pada
makhluk hidup. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan 2 sel yang memiliki
struktur berbeda. Struktur sel hewan tidak memiliki plastida, seperti kloroplas
dan leukoplas pada sel tumbuhan. Sel hidup memiliki inti sel (nukleus) dan anak
inti sel (nukleus). Sel hewan juga tidak memiliki dinding sel sehingga tidak
bersifat kaku, tetapi sel tumbuhan memiliki dinding sel yang membuat tumbuhan
bersifat kaku. Bahan utama penyusun dinding sel berupa zat kayu, yaitu selulosa
yang tersusun dari glukosa dan zat lain, misalnya pektin, hemiselulosa dan
glikoprotein.
3.
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 ALAT DAN BAHAN
a. Mikroskop
b. Kaca
benda
c. Kaca
penutup
d. Beaker
glass
e. Pipet
f. Pisau/silet
g. Kertas
hisap
h. Tusuk
gigi
i.
Methyleen blue
j.
Air
k. Bawang
merah
3.2 METODE PRAKTIKUM
3.2.1
Pengamatan sel hewan
a.
Sel epitel pipi
b.
Sel-sel darah
3.2.2
Pengamatan sel tumbuhan
4.
DATA PENGAMATAN
4.1 Pengamatan
sel hewan
a.
Sel epitel pipi
b.
Sel-sel darah
·
Eritrosit
·
Limfosit
·
Monosit
·
Basofil
·
Eosinofil
·
Neutrofil
4.2 Pengamatan
sel tumbuhan
5.
ANALISIS DATA PENGAMATAN
Pada
pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan menggunakan bahan dasar sel epitel pipi,
objek sel-sel darah dan sel epidermis
bawang merah. Sel-sel tersebut diamati dengan mikroskop dengan perbesaran yang
sama yaitu 10 kali.
Dari
data pengamatan dapat diuraikan bahwa pada sel epitel pipi bentuk yang tampak
dari hasil pengamatan di mikroskop adalah bentuk sel yang tidak beraturan dan
dibagian tengahnya nampak ada inti sel.
Pada
sel epitel pipi, pengamatan dilakukan dengan menambahkan methyleen blue. Ini
bertujuan agar sel epitel pipi yang diamati terlihat lebih jelas
bagian-bagiannya yaitu pada bagian inti sel berwarna biru gelap sedangkan pada
bagian sitoplasma berwarna biru terang. Selain itu tampak bahwa warna biru dari
metyleen blue terserap dengan baik oleh sel epitel pipi. Zat warna tersebut
diserap oleh inti sel karena adanya kromatin.
Selain
mengamati sel epitel pipi, juga mengamati sel-sel darah. Namun pada pengamatan
ini tidak menggunakan sel-sel darah maupun mikroskop untuk pengambilan data.
Pengamatan ini hanya menggunakan objek yang diamati dan digambar kemudian
dicari perbedaannya. Ada 6 objek yang diamati, yaitu eritrosit, limfosit,
monosit, basofil, eosinofil, dan neutrofil.
Pada
eritrosit terlihat bentuknya yang bulat dan bikonkaf, tidak memiliki inti sel
dan berwarna merah. Sedangkan pada leukosit terlihat ada tidaknya granula dan
inti sel, dan juga bentuknya yang beragam. Pada leukosit yang tidak bergranula
(agranulosit) mencakup dua jenis yaitu limfosit dan monosit. Pada limfosit,
nukleusnya bulat, sedangkan pada monosit, nukleusnya bulat dan bercabang.
Pada
leukosit yang bergranula (granulosit) mencakup basofil, eosinofil, dan neutrofil.
Pada basofil terlihat bentuk yang tidak beraturan dan granulanya yang sedkit.
Pada eosinofil bentuknya tidak beraturan dan granulanya banyak, namun tidak
sebanyak granula pada neutrofil. Pada neutrofil bentuknya tidak beraturan,
namun granulanya sangat banyak dan ukurannya yang kecil.
Pengamatan
pada sel epidermis bawang merah yang diamati, struktur dan bentuknya sangat
teratur, menyerupai segi enam. Warna yang tampak adalah warna merah muda.
6. PEMBAHASAN
Dilihat dari bentuk dan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan jelas berbeda. Ada beberapa
bagian yang tidak dimiliki sel hewan namun dimiliki sel tumbuhan, begitu juga
sebaliknya. Pada sel tumbuhan terdapat plastida, dinding sel, dan kloroplas
yang tidak dimiliki sel hewan. Sedangkan pada sel hewan terdapat sentrosom dan
lisosom yang tidak dimiliki sel tumbuhan. Perbedaan lain antara sel hewan dan
sel tumbuhan yaitu pada ukuran vakuola. Sel tumbuhan memiliki vakuola yang
ukurannya lebih besar daripada sel pada hewan. Bahkan ukuran vakuola pada sel hewan
bisa dibilang sangat kecil sehingga hampir tidak ada. Perbedaan antara sel
hewan dan sel tumbuhan dapat dijelaskan melalui tabel :
No.
|
Sel hewan
|
Sel tumbuhan
|
1
|
Tidak mempunyai dinding sel
|
Mempunyai dinding sel
|
2
|
Mempunyai sentrosom
|
Tidak mempunyai sentrosom
|
3
|
Tidak mempunyai plastida
|
Mempunyai plastida
|
4
|
Mempunyai lisosom
|
Tidak mempunyai lisosom
|
5
|
Cadangan makanan brupa lemak dan glikogen
|
Cadangan makanan berupa pati atau amilum
|
6
|
Ukuran Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
|
Ukuran Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
|
7
|
Bentuk tetap
|
Bentuk Tidak tetap
|
8
|
Diktiosom
|
Badan golgi
|
9
|
Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang beberapa sel
hewan uniseluler memiliki vakuola yang berukuran kecil baik pada sel
muda maupun sel dewasa
|
Vakuola,
Pada sel muda kecil dan banyak, pada sel dewasa tunggal dan besar
|
Pada
sel tumbuhan terlihat bahwa bentuk dan strukturnya lebih teratur dibandingkan
dengan sel hewan. Ini disebabkan adanya dinding sel. Dinding sel berfungsi untuk
melindungi dan memberi bentuk pada sel.
Pada sel hewan, sentrosom berbentuk bintang yang
berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis. Sentrosom bertindak
sebagai benda kutub yang merupakan tempat melekatnya ujung benang gelendong
pada kedua kutub tersebut. Sedangkan oraganel lisosom berfungsi mencerna
zat-zat yang masuk ke dalam sel.
Dinding sel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan tersusun
atas selulosa, lignin, suberin, kitin, dan zat lilin yang bersifat impermiabel.
Dalam struktur sel tumbuhan dinding sel berfungsi sebagai pelindung sel.
Struktur plastida berupa butir butir yang mengandung zat warna. Organel ini
berperan dalam fotosintesis.
Plastida dikenal memiliki 3 jenis yaitu :
a.
Kloroplas yaitu plastid yang berwarna hijau yang berfungsi menghasilkan
klorofil sekaligus sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
b.
Leukoplas yaitu plastid yang berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan
makanan. Leukoplas terbagi menjadi 3 macam :
-
Amiloplas berfungsi untuk menyimpan
amilum
-
Elailoplas berfungsi untuk menyimpan
lemak atau minyak
-
Proteoplas berfungsi untuk menyimpan
protein
c.Kromoplas
yaitu plastid yang mengandung pigmen. Misalnya, karoten ( kuning ) , fikosianin
( biru ) , fikosantin (coklat ) , dan fikoeritrin ( merah ). Peran kromoplas
untuk memberi warna pada bunga dan buah serta membantu menyerap cahaya matahari
dalam fotosintesis.
Vakuola pada sel tumbuhan berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan yaitu dalam bentuk amilum, gula, dll. Selain
itu, berfungsi sebagai tempat menyimpan sisa metabolisme seperti alkaloid,
Kristal kalsium oksalat, getah karet, dan tanin.
Darah
merupakan cairan tubuh yang meliputi 8% dari berat tubuh seseorang, kira-kira
mempunyai volume 4-5 liter. Komponen darah terdiri dari sel-sel darah dan
plasma darah.
Sel-sel darah
terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel
darah pembeku (trombosit). Sel darah merah (eritrosit) merupakan penyusun sel
darah merah yang jumlahnya paling banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah eritrosit adalah jenis kelamin, usia, tempat ketinggian, dan kondisi
tubuh seseorang. Warna merah dari sel darah merah ini disebabkan oleh
hemoglobin (Hb) yang terkandung dalam sitoplasmanya. Eritrosit usianya
rata-rata 120 hari.
Sel darah
putih merupakan serdadu penjaga tubuh dari serangan musuh yang berupa kuman
penyakit. Fungsi dari sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh
(antibodi). Sel darah putih terdiri atas granulosit dan agranulosit. Sel darah
granulosit terdiri dari netrofil, basofil, eosinofil. Sedangkan sel darah
agranulosit terdiri dari monosit dan limfosit.
Perbedaan struktur sel darah merah dan
sel darah putih
Sel darah merah
|
Sel darah putih
|
-
Non motil,tidak berinti, dan tidak memiliki badan golgi,mitokondria,dan
sentriol
|
-
Memiliki inti sel, beberapa sel darah putih ada yang bergranula
|
-
Bentuknya bulat,bikonkaf
|
-
Bentuknya tida beraturan
|
-
Sel darah merah itu mengandung hemoglobin
|
-
tak berwarna (bening)
|
-
di produksi di sumsum merah
tulang
|
-
diproduksi di sumsum merah
tulang, limpa, dan kelenjar limpa
|
-
berjumlah 5 juta/mm darah
|
-
berjumlah sekitar 8000/mm darah
|
7. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatam yang telah kami
lakukan maka dapat disimpulkan bahwa sel tumbuhan dan sel hewan memiliki bentuk
dan struktur yang berbeda. Perbedaan yang paling mendasar antara sel hewan dan
sel tumbuhan adalah sel hewan tidak memiliki dinding sel sedangkan sel tumbuhan
memiliki dinding sel, sehingga bentuk sel tumbuhan lebih teratur dibandingkan
sel hewan. Sel tumbuhan juga memiliki plastida yang tidak dimiliki sel hewan
sedangkan sel hewan memiliki sentrosom dan lisosom yang tidak dimiliki sel
tumbuhan.
8.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball,
J.W.2004. Biologi, Jilid 1,2, dan 3.
Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar